Ratusan juta warga Muslim Indonesia akan menjalani Ramadhan akhir bulan ini. Aktivitas masyarakat selama Ramadan dan Idul Fitri diperkirakan akan mendongkrak ekonomi Indonesia hingga 0,25%.
Ramadan diperkirakan jatuh pada 23/24 Maret 2023 sementara Hari Raya Idul Fitri pada 21/22 April 2022.
Secara historis, periode Ramadan dan Lebaran adalah puncak konsumsi masyarakat di mana permintaan akan barang dan jasa melonjak tajam.
Besarnya arus mudik juga ikut mendongkrak roda ekonomi selama Ramadan. Kementerian Perhubungan memperkirakan pergerakan pergerakan masyarakat selama masa Lebaran mencapai 123,8 juta orang.
Jumlah tersebut naik 14,2 % jika dibandingkan dengan 2022 yang tercatat 85,5 juta orang.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan dampak aktivitas ekonomi selama Ramadan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi bisa menembus 0,25%.
“Dampak Ramadhan dan Lebaran ke pertumbuhan ekonomi adalah dapat mendorong pertumbuhan sebesar 0,14 – 0,25%,” tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.
Sebagai catatan, warga Muslim Indonesia bisa menjalani Ramadhan dan Lebaran dengan meriah. Pada 2020 dan 2021, pemerintah membatasi mobilitas dan aktivitas selama Ramadan, seperti sholat taraweh berjamaah.
Mudik bahkan dilarang pada dua tahun tersebut untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Namun, pembatasan mobilitas resmi dihapus sejak Ramadhan 2022 dan mudik juga diperbolehkan. Langkah tersebut diambil menyusul semakin melandainya kasus Covid-19.
Tidak adanya pembatasan aktivitas ibadah selama Ramadhan dan mudik berdampak besar terhadap tingkat konsumsi dan perputaran uang selama Ramadan.
Konsumsi masyarakat pada kuartal II 2022 tumbuh 5,51% (year on year/yoy), naik dibandingkan 4,34% (yoy) pada kuartal sebelumnya. Ramadhan pada tahun tersebut berlangsung 2 April hingga 1 Mei 2022.
Lonjakan konsumsi terutama tercatat untuk transportasi dan komunikasi serta restoran dan hotel.
Sebagai perbandingan, Ramadan dan Lebaran 2020 jatuh pada pada kuartal II-2020. Pada kuartal tersebut terkontraksi 5,52% karena pembatasan masih sangat ketat.
Besarnya dampak pelonggaran mobilitas selama Ramadan dan Lebaran kepada laju ekonomi tercermin dari peredaran uang.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan perputaran uang selama Lebaran 2022 mencapai Rp 180,2 triliun. Jumlah tersebut naik drastis dibandingkan 2020 yang tercatat Rp 109 triliun.